SILUMANEWS.COM – Pengamat politik Unisma ’45 kota Bekasi, Adi Susila menyatakan menghadapi pemilu 2024 mendatang agar hasilnya lebih berkualitas pemerintah kota Bekasi perlu memunculkan wacana baru dan segar terkait ide dan gagasan pembangunan di kota Bekasi di masa depan.
Hal tersebut dipaparkan Adi Susilo dalam memberikan sumbangsih pemikiran dalam acara Diskusi Publik yang digelar Komunitas Media Online Indonesia (Komodo) bersama ketua KPU, ketua Bawaslu dan ketua Komisi I DPRD kota Bekasi di Balelo Foodgarden, Margahayu, Bekasi Timur pada Jum’at (12/8/2022).
“Menurut saya saat ini harus diperbanyak wacana. Kedepan itu jangan banyak menonjolkan personal orangnya tetapi lebih kepada adu gagasan, adu ide, adu program,” ujarnya.
Selama ini, kata Adi, kalau kita tanyakan kepada masyarakat bagaimana mengasosiasikan pemilu dengan nasib dia. Kebanyakan orang mengatakan ‘saya milih tidak memilih tidak banyak merubah nasib saya’, hal itu harus diubah misalnya dengan tidak akan milih calon yang melanggar HAM, atau wacana good government.
“Maka pilihlah calon yang menawarkan program tersebut. Jadi referensi masyarakat memilih itu bukan ke personal orangnya, misalnya yang ganteng, berkumis tapi yang dilihat harusnya programnya apa yang ditawarkan untuk merubah nasib kita dan wacana ini harus terus diperbanyak,” imbuhnya.
Di era digital sekarang kanal-kanal untuk mengekspresikan diri itu mudah dan banyak ditemukan melalui media sosial.
Adi juga mengusulkan agar kegiatan kegiatan seperti rapat-rapat di DPRD sebaiknya di publish. Begitu juga di KPU dan Bawaslu juga demikian, media juga agar masyarakat tercerahkan dan selalu memiliki informasi terbaru.
“Saya melihat kota Bekasi ini miskin isu jadi isunya kesedot isu nasional, masyarakat kalo ditanya di warung-warung pasti lagi membicarakan tentang Barada E, padahal persoalan di kota Bekasi itu banyak sekali. Persoalan transportasi, pendidikan. Sekarang isunya sudah bukan lagi kuantitas tapi kualitas bagaimana pelajar- pelajar lulusan Bekasi ini bisa manggung ditingkat nasional, lulusannya bisa diterima di pasar dan industri di kota Bekasi,” tukasnya.
Sekarang ini sudah good government, tata kelola yang baik, artinya, kata Adi setiap isu publik tidak bisa ditangani oleh satu lembaga. Sekarang sudah Pentahelix atau multipihak merupakan unsur kolaborasi yang menggabungkan berbagai pihak diantaranya, Academy, Business, Community, Government, and Media (ABCGM).
“Jadi harus digotong bareng-bareng dan produksi isu bisa dimulai dari mana siapa saja dan bisa juga melalui contoh contoh membuat petisi (change.org) jika ini banyak dibuat dan masif disebar inshaAllah money politic itu hilang dengan sendirinya. Anak anak milenial generasi Z itu sudah tidak peduli lagi dengan uang 50ribu atau 100ribu tapi yang mereka pikirkan adalah apakah calon ini mampu merubah keadaan,” pungkasnya. (Denis)