Menu

Mode Gelap
LSM Trinusa Desak KPK Segera Umumkan Tersangka Korupsi Cakada Bekasi Semua Bisa Umroh Jalin Kolaborasi Untuk Baitullah Dengan Lembaga Amil Zakat Serap Aspirasi Masyarakat Hj. Nur Azizah Tamhid Gelar Diskusi Publik Hubungan Pusat Dan Daerah Camat Purwokerto Timur Targetkan Imunisasi 95 Persen Antisipasi KLB Polio cVDPV2 Solidaritas Seribu Pemuda Kota Bekasi Akan Hadiri Orasi Politik Caleg Afrizal dan Romi Bareno

Ekonomi · 16 Nov 2024 09:22 WIB ·

PKS Ingatkan Pemerintahan Prabowo Rendahnya Pendapatan Jadi Tantangan Kinerja APBN 2024


 PKS Ingatkan Pemerintahan Prabowo Rendahnya Pendapatan Jadi Tantangan Kinerja APBN 2024 Perbesar

SILUMANEWS.COM – Jakarta, Ketua DPP PKS menanggapi paparan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyebutkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 mengalami defisit sebesar Rp 309,2 triliun pada Oktober 2024. “Meskipun defisitnya masih jauh dari pagu defisit APBN 2024, pemerintah harus menjaganya karena akan punya implikasi pada ekonomi dan stabilitas fiskal nantinya,” katanya di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta Rabu, (13/11/2024).

Sementara itu, Kemenkeu mencatat realisasi pendapatan negara hingga akhir Oktober 2024 mencapai Rp 2.247,5 triliun atau 80,2% dari target dalam pagu pendapatan negara 2024. Pajak hanya bertumbuh tipis saja sebesar 0,3% jika dibandingkan dengan periode yang sama.

Anggota Komisi XI DPR RI ini menyebut naiknya belanja negara sebesar 14,1% sementara pendapatan negara hanya tumbuh 0,3% akan semakin memperlebar defisit APBN. “Pemerintahan Prabowo memiliki beban warisan berupa rendahnya rasio pajak, jika tidak dikelola secara cermat dan hati-hati akan semakin mempersempit ruang fiskal kita, apalagi ditengah perlambatan ekonomi dan ketidakpastian global” ungkapnya.

Legislator PKS ini juga mengungkapkan bahwa tren rasio pajak Indonesia cenderung turun dan rendah. “Tax ratio Indonesia pada kisaran 10 persen masih terlalu kecil jika dibandingkan dengan negara Asia Pasifik yang mencapai 19,8%, serta negara OECD yang berada pada level 34%, bahkan tax ratio kita bisa dikatakan terendah di ASEAN,” katanya.

Anggota DPR RI asal Jakarta ini mengingatkan penerimaan pajak yang mencapai target APBN hanya terjadi pada tahun 2021, 2022, dan 2023 dikarenakan harga komoditas sedang tinggi-tingginya. “Pemerintah harus mengidentifikasi dan mencari sumber sumber pendapatan baru, selain tentunya meningkatkan kepatuhan wajib pajak dan memperkuat sistem anti penghindaran pajak” ungkapnya. (*)

Artikel ini telah dibaca 9 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Anis Byarwati Tolak Legalisasi Kasino, Soroti Potensi Pajak dari Ekonomi Digital dan Tambang

17 Mei 2025 - 11:23 WIB

Singgung Dinkes, Hati-hati dengan Nyawa Pasien, Siti Mukhliso Soroti SOP Terkait Obat Kadaluarsa

9 April 2025 - 13:21 WIB

Evi Mafriningsianti: Perkuat Sinergitas Antar Lembaga Dorong Pembangunan Kota Bekasi Lebih Baik

9 April 2025 - 13:05 WIB

Komisi II DPRD Kota Bekasi Rapat Kerja dengan DLH Membahas Rencana Kerja Tahun 2026

20 Maret 2025 - 19:53 WIB

Legislator PKS: Pemerintah Perlu Waspada Tekanan Ekonomi pada Februari Belum Berakhir

18 Maret 2025 - 21:46 WIB

Antisipasi Obat Kadaluarsa: DPRD Desak Pemkot Bekasi Tetapkan Sistem Digitalisasi dan Manajemen Obat

18 Maret 2025 - 13:20 WIB

Trending di Advertorial