SILUMANEWS.COM Banyumas – Camat Purwokerto Timur, Kristanto mengatakan untuk mengantisipasi KLB Polio pihaknya menargetkan cakupan imunisasi minimal 95 persen dan merata di setiap tingkatannya.
“Kita punya target minimal 95 persen bisa terealisasi kurang lebih dari 4000 sekian untuk target wilayah puskesmas Purwokerto Timur II,” ujarnya dalam wawancara khusus di sela sela acara pada Rabu, (10/01/2024).
Upaya untuk mencapai target tersebut program Sub PIN Polio cVDPV2, membutuhkan sinergi lintas sektor baik kecamatan, puskesmas, TNI-Polri, Lembaga pendidikan, kader PKK, Dasa Wisma, hingga RT RW.
Menurutnya, kegiatan Sub PIN Polio di wilayah Kecamatan Purwokerto Timur harus dilakukan dengan beberapa strategi. Pertama, tahap persiapan, hari ini rapat koordinasi untuk mengecek kesehatan kita semua terutama kesehatan sasaran dan persiapan petugas, yang melibatkan baik sasaran sekolah dan sasaran yang ada di posyandu.
Kedua, kita pastikan untuk waktu yang tersisa mulai Jum’at, Sabtu, Minggu sosialisasi baik di sekolah maupun di lingkungan masing-masing.
Ketiga, pastikan semua sasaran bisa tervaksin untuk tahap pertama, untuk hari H mulai tanggal 15 – 19 Januari 2024.
Bertempat di D’garden Resto Purwokerto, dilaksanakan sosialisasi program Sub PIN (Pekan Imunisasi Nasional) dalam rangka pengulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio cVDPV2 yang merupakan tindak lanjut surat edaran Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kegiatan ini dilaksanakan dalam upaya antisipasi KLB Polio cVDPV2 di lingkup wilayah kecamatan Purwokerto Timur dan sekitarnya.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Purwokerto Timur II, Naluri Widyaningsih Syamsiedi, SKM.,MKM mengatakan pada tahun 2023, di Indonesia ditemukan 5 kasus anak VDPV 2 (Virus Polio yang diturunkan dari Vaksin) yaitu Aceh 3 kasus (Kab. Pidi, Aceh Utara dan Bireun) di bulan Januari 2023, Jabar 1 kasus (Kab. Purwakarta) bulan Pebruari 2023, Jateng 1 kasus (Kab. Klaten dengan riwayat perjalanan ke Sampang Jatim) bulan Desember 2023, Jatim 1 kasus ( Kab. Pamekasan) bulan Desember 2023.
“Setiap 1 kasus Polio merupakan KLB (Kejadian luar biasa) karena 1 anak terpapar bisa menular kepada 200 anak di sekitarnya, sehingga harus dilakukan respon imunisasi berupa Sub PIN (Sub Pekan Imunisasi Nasional),” katanya.
Oleh itu, perlu segera dilakukan ORI (outbreak response immunization) berupa Supplementary Immunization Activities (SIA). Putaran 1 (SIA-1) di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur, serta Kabupaten Sleman, DIY yang dilaksanakan mulai minggu ke-3 Januari 2024. Putaran 2 (SIA-2) di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur, serta Kabupaten Sleman, DIY yang dilaksanakan dengan jarak satu bulan setelah SIA putaran 1 (SIA-1).
Jenis vaksin yang digunakan dalam memberikan respons kasus cVDPV2 adalah vaksin nOPV2 dalam dua dosis pemberian dengan selang waktu minimal satu bulan.
Berdasarkan data laporan kasus saat ini, disarankan target imunisasi nOPV2 adalah anak usia 0-7 tahun. Target cakupan imunisasi adalah minimal 95 persen dan merata di setiap tingkatan.
Lokasi pelaksanaan imunisasi dapat diperluas sesuai perkembangan situasi dan kajian epidemiologi. Memperkuat pelaksanaan kegiatan surveilans lumpuh layu akut (NPAFP) dan surveilans polio lingkungan.
Kemudian, untuk kasus Jateng dan Jatim respon akan dilakukan di seluruh wilayah provinsi Jateng dan Jatim ditambah Kab. Sleman Provinsi DIY, kata Naluri.
Lebih lanjut, disampaikan oleh salah satu pemateri, dokter Hananingtyas Idasa bahwa polio adalah penyakit saraf yang dapat menyebabkan kelumpuhan permanen. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus dan sangat menular, tetapi dapat dicegah dengan melakukan imunisasi polio.
Polio atau poliomyelitis dapat dialami oleh siapa saja, tetapi umumnya menyerang anak usia di bawah 5 tahun (balita), terutama yang belum menjalani imunisasi polio. Selain kelumpuhan permanen, polio juga bisa menyebabkan gangguan pada saraf pernapasan. Kondisi ini menyebabkan penderitanya kesulitan bernapas.
“Polio tidak bisa diobati, namun bisa dicegah dengan cara lakukan imunisasi polio lengkap, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, jangan buang air sembarangan, minuman dan makanan dimasak sampai matang. Saya tekankan sekali lagi bahwa polio membuat anak lumpuh dan tidak bisa diobati, hanya bisa dicegah dan itu mudah yaitu dengan tetes polio,”pesan edukasi dokter Hana.
Program Sub PIN Polio di wilayah kecamatan Purwokerto Timur akan dilaksanakan mulai tanggal 15 sampai dengan 19 Januari 2024 di tahap I dan tanggal 14 Februari 2024 di Tahap II dengan sasaran sejumlah 4202 anak, dengan rincian anak usia balita 1139 terlayani di posyandu di Tingkat RT/RW, siswa PAUD 1802 di 27 lembaga PAUD dan siswa SD 1261 di 22 Sekolah Dasar yang telah ditentukan, tersebar di 3 kelurahan yakni Sokanegara, Kranji dan Purwokerto Lor. (Tan)