SILUMANEWS.COM, KOTA BEKASI – Ketua Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia Kota Bekasi, Muhammad Iqbal menyatakan resolusi ke depan, JSIT kota Bekasi ingin melebarkan sayap bekerjasama dengan seluruh elemen pendidikan dan Dinas Pendidikan bersama-sama mensosialisasikan program JSIT salah satunya Profil Pelajar Pancasila.
“Salah satu indikator kami terbuka. Ketika ketua JSIT wilayah Jabar mengatakan siap berkolaborasi memajukan pendidikan di kota Bekasi.
Kami sebetulnya tidak memandang persaingan. Kami ingin bagaimana pendidikan semakin maju. Sehingga kota Bekasi bisa berikan kontribusi generasi terbaik untuk untuk negeri,” ujarnya di Hotel Merapi Merbabu, Ballroom Plawangan, Jalan Cut Meutia, Rawalumbu, kota Bekasi Kamis (23/6/2022).
Ketua terpilih JSIT Kota Bekasi periode 2022-2026 ini, mengatakan pihaknya siap bersinergi dan bekerjasama memberikan pelayanan terbaik ke seluruh sekolah Islam baik terpadu maupun sekolah Islam lainnya yang ada di Kota Bekasi.
“Insya Allah saya yakin, sebuah pemikiran yang berat akan lebih ringan bersama teman-teman. Sebagaimana tema Musda kali ini, sinergi dan kolaborasi, kami ingin memberikan sebuah empat program, pertama program pelayanan penguatan pengembangan dan juga prestasi, siap bekerjasama dan memberikan pelayanan tidak hanya kepada sekolah-sekolah IT yang bergabung tetapi sekolah Islam lainnya di Kota Bekasi dan kita pun siap berkolaborasi dengan seluruh elemen-elemen pendidikan yang intinya kita ingin memajukan pendidikan di kota Bekasi,” imbuhnya.
Langkah pertama, kata Iqbal JSIT kota Bekasi akan menawarkan program BPI atau Bina Pribadi Islam, yang ternyata sesuai dengan konsep profil belajar Pancasila.
“Artinya kami ingin mengajak seluruh elemen pendidikan bahwa pendidikan itu sejatinya menghasilkan generasi yang beriman, punya narasi, punya pola berpikir kritis dan juga bisa menjadi generasi yang mencintai bangsanya dan bisa memberikan manfaat buat bangsa itu,” katanya.
Saat ditanya mengenai potret pendidikan di kota Bekasi, Iqbal menyatakan sesungguhnya semakin hari semakin menunjukkan kemajuan kemajuan tetapi memang salah satu permasalahannya adalah seluruh elemen di Kota Bekasi yang fokus kepada pendidikan tidak bersama-sama melangkah.
“kita ingin di JSIT menjadi pencetus kolaborasi bersama seluruh elemen pendidikan di kota Bekasi,” jelasnya.
“Di internal kita akan terus memberikan pelayanan pelayanan lalu kita akan keliling-keliling ke kepala sekolah-sekolah IT yang tergabung di JSIT, yang kedua kami pun akan mencoba membuka hubungan membangun hubungan dengan dinas pendidikan Kota Bekasi melalui anggota dewan, juga bisa jadi ke pemerintah dan kami pun bisa mengikuti ketika Dinas pendidikan Kota Bekasi sebagaimana visi JSIT pusat Indonesia bahwa JSIT Indonesia menjadi penggerak sekolah Islam,” jelasnya.
Jika sebelum-sebelumnya hanya fokus ke sekolah Islam terpadu, kini pihaknya mencoba melebarkan sayap ke sekolah-sekolah Islam lain.
“Sehingga penambahannya kami pakai per tahun mungkin mudah-mudahan 10 sampai 20% penambahan sekolah Islam apakah harus ada perubahan yang jelas sesuai dengan isi syarat-syaratnya bahwa dia siap mengikuti, siap berkontribusi dan mengikuti program-program yang dilaksanakan JSIT Indonesia. Ternyata di wilayah Jawa barat tidak hanya IT, dari madrasah Tsanawiyah dan madrasah yang lainnya pun bergabung JSIT Indonesia,” paparnya.
Selain itu, dalam hal prestasi JSIT Kota Bekasi, JSIT memiliki kepala sekolah berprestasi tingkat nasional dari SDIT Darul Maza.
“Lalu banyak siswa-siswi kami SIT yang berprestasi di tingkat nasional bahkan ada di tingkat internasional misalnya dari Thariq bin ziyad dan lain-lain. Tapi memang sekali lagi salah satu kelemahan kami adalah belum terpublikasi secara masif prestasi yang dimiliki SIT,” jelasnya.
Kemudian juga, untuk pendidikan anak yatim, dhuafa, juga menjadi concern JSIT Kota Bekasi dengan mengupayakan beasiswa bagi kriterai-kriteria tersebut baik di tingkat TK, SD, SMP hingga SMA dan SMK.
Untuk disabilitas, JSIT juga memiliki kuota untuk itu dengan catatan ada komunikasi di awal dan bekerjasama dengan para ahli disabilitas.
“Yang jelas begini. Ketika mereka punya hak pendidikan kami JSIT tidak membuat peraturan tidak boleh menerima ABK. Kami mengarahkan anggota kami yang full di sekolah inklusi. Sehingga pada dasarnya kami menerima. Karena semua punya hak pendidikan yang layak,” jelasnya.
Terakhir, pihaknya akan melakukan konsolidasi atau penguatan internal pengurus baru.
“Kita coba menguatkan dengan mengadakan pertemuan rutin. Kita memetakan kebutuhan. Setelah Kokoh, kita ekspansi bekerjasama dengan pihak- pihak terkait dan buat program pelayanan, penguatan, pengembangan dan prestasi,” tukasnya. (Ani)