Menu

Mode Gelap
LSM Trinusa Desak KPK Segera Umumkan Tersangka Korupsi Cakada Bekasi Semua Bisa Umroh Jalin Kolaborasi Untuk Baitullah Dengan Lembaga Amil Zakat Serap Aspirasi Masyarakat Hj. Nur Azizah Tamhid Gelar Diskusi Publik Hubungan Pusat Dan Daerah Camat Purwokerto Timur Targetkan Imunisasi 95 Persen Antisipasi KLB Polio cVDPV2 Solidaritas Seribu Pemuda Kota Bekasi Akan Hadiri Orasi Politik Caleg Afrizal dan Romi Bareno

Nasional · 16 Agu 2025 14:07 WIB ·

Refleksi Kemerdekaan Indonesia ke-80 “Kemerdekaan Indonesia, Palestina, dan Keadilan Global”


 Refleksi Kemerdekaan Indonesia ke-80 “Kemerdekaan Indonesia, Palestina, dan Keadilan Global” Perbesar

Oleh: Sudarnoto Abdul Hakim
Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional

Delapan puluh tahun sudah bangsa Indonesia menghirup udara kemerdekaan. Sebuah anugerah besar yang diraih dengan darah, keringat, dan air mata para pejuang. Namun dalam peringatan kemerdekaan yang penuh syukur ini, hati kita masih tersayat oleh kenyataan pahit: di belahan dunia lain, bangsa Palestina masih dijajah.

Gaza hancur berkali-kali, rumah-rumah diratakan, masjid dan sekolah dibom, anak-anak dan perempuan menjadi korban genosida yang tidak henti-hentinya. Israel sudah menyatakan rencana penguasaan Gaza dan Palestina. Dunia seolah kehilangan nurani, sementara keadilan global kerap tumpul ketika berhadapan dengan kekuatan kolonialisme modern Amerika.

Bangsa Indonesia, yang sejak kelahirannya menolak segala bentuk penjajahan di atas dunia, tidak boleh tinggal diam. Pembukaan UUD 1945 telah menegaskan dengan lantang: “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.” Kalimat itu bukan sekadar retorika, melainkan janji sejarah yang menjadi ruh perjuangan bangsa.

Kemerdekaan Indonesia tidak berdiri sendiri, tetapi terkait dengan cita-cita kemerdekaan semua bangsa di dunia. Karena itu, memperjuangkan Palestina berarti menunaikan janji konstitusi, sekaligus meneguhkan jati diri Indonesia di panggung global.

Kita juga menyadari bahwa krisis Palestina bukan hanya soal politik, tetapi juga krisis kemanusiaan multidimensi. Ada penderitaan akibat blokade ekonomi, keterbatasan akses kesehatan, pendidikan yang hancur, serta trauma generasi muda yang tumbuh dalam kepungan perang. Dunia yang tidak adil melahirkan luka yang dalam, tidak hanya bagi rakyat Palestina, tetapi juga bagi nurani umat manusia.

Di sinilah nilai-nilai kemerdekaan Indonesia harus terus kita hidupkan.
Pertama, nilai solidaritas kemanusiaan. Indonesia lahir dari semangat persaudaraan, gotong royong, dan kepedulian terhadap sesama. Semangat ini harus menjadi pijakan untuk terus menyuarakan penderitaan Palestina di forum-forum dunia, memberikan bantuan nyata, dan menggalang solidaritas global.

Kedua, nilai keadilan. Kemerdekaan Indonesia berdiri di atas tekad untuk menegakkan keadilan bagi semua. Di tengah dunia yang kerap dikuasai oleh kepentingan politik dan ekonomi segelintir negara besar, Indonesia harus berani mengambil peran sebagai penggerak keadilan global. Membela Palestina berarti membela prinsip universal bahwa setiap bangsa berhak hidup merdeka dan bermartabat.

Ketiga, nilai kedaulatan. Kemerdekaan adalah wujud kedaulatan penuh suatu bangsa atas tanah, air, dan kehidupannya. Palestina yang terus kehilangan tanah dan ruang hidup adalah cermin nyata betapa kedaulatan bisa dilucuti oleh kekuatan kolonialisme baru. Indonesia, dengan pengalamannya yang panjang, harus menjadi pengingat bagi dunia bahwa kedaulatan adalah harga mati.

Di usia ke-80 ini, kemerdekaan Indonesia menjadi momentum untuk memperdalam komitmen: bahwa kemerdekaan sejati tidak hanya berarti bebas dari penjajahan, tetapi juga ikut memastikan kemerdekaan bangsa-bangsa lain. Selama Palestina masih terjajah, kemerdekaan dunia belumlah utuh.

Maka, mari kita rayakan kemerdekaan dengan penuh syukur, tetapi juga dengan keprihatinan yang mendalam. Syukur yang menumbuhkan tanggung jawab, dan keprihatinan yang mendorong kita untuk terus berdiri bersama Palestina. Harus diyakinkan bahwa di Indonesia jangan ada warga, lembaga dan siapapun yang justru membela zionisme dan tampil di manapun melalui media apapun untuk mengkampanyekan pembelaan terhadap zionisme.

Semoga bangsa Indonesia tidak pernah lelah menjadi suara bagi mereka yang dibungkam, menjadi sahabat bagi mereka yang ditinggalkan, dan menjadi saksi sejarah bahwa perjuangan kemerdekaan adalah perjuangan universal.

Artikel ini telah dibaca 9 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

KNPK Tekankan Urgensi Agama sebagai Fondasi Keluarga di Era Indonesia Emas 2045

8 Juli 2025 - 16:49 WIB

Perkuat Halal Traceability BPJPH dan BI Kolaborasi Digitalisasi

7 November 2024 - 07:32 WIB

Babe Haikal: Silakan Jual Produk Tidak Halal, Tapi Tulis Tidak Halal

2 November 2024 - 20:59 WIB

Daya Beli Masyarakat Anjlok! Legislator PKS Ingatkan Sinyal Bahaya

12 Agustus 2024 - 12:03 WIB

Sosialisasi Empat Pilar MPR RI Hj. Nur Azizah Tamhid: Pondasi Kuat Menjaga NKRI

20 Juni 2024 - 06:50 WIB

Starlink “Berbahaya” Bagi Indonesia

21 Mei 2024 - 04:24 WIB

Trending di Nasional