SILUMANEWS.COM – Direktur Utama PT Raja Rumah Bekasi (RRB), Ginanjar Subarkah, menyatakan karirnya sebagai pengembang bisnis properti di kota Bekasi sejak tahun 2017 silam semakin baik. Memasuki awal tahun 2022 perusahaannya menggelar Rapat Kerja Raja Rumah Bekasi perdana bersama seluruh tim building.
“Hari ini Ahad, 28 November 2021 adalah langkah awal bagi Raja Rumah Bekasi menjadi pengembang perumahan yang tumbuh dan profesional dengan di dukung oleh tim building yang solid dan memiliki pengalaman yang cukup baik untuk terus melahirkan karya-karya properti yang berkelas dan bermutu,” ujarnya dalam conference press di Graha Kartika Jalan Kemakmuran, Margajaya, Bekasi Selatan, Kota Bekasi.
Ginanjar mengakui di era tim building (tukang bangunan) yang baru ini ada banyak perubahan dan inovasi. “Di tahun-tahun sebelumnya kita belum pernah membuat acara ini walaupun kita sudah bertahun-tahun di dunia properti namun ini adalah awal dari pada tim building, tim pembangunan untuk lebih baik lagi dalam berkarya di dunia properti khususnya dalam pembangunan. Semoga di tahun 2022 kita bisa lebih baik lagi dari tahun sebelumnya,” terangnya.
Tim building ini, kata Ginanjar statusnya bukan karyawan tetap, sama seperti tenaga marketing yang jumlahnya lebih dari 50 orang.
Sepanjang tahun ini Raja Rumah Bekasi telah membangun 8 unit rumah dan rata-rata client-nya cukup puas dengan sistem dan transparansi dari awal pembangunan mulai dari proses pemilihan material yang diserahkan sepenuhnya sesuai selera client. “Jadi project kita tidak ada yang dibangun atas kemauan kita tapi semua unit yang kita bangun sesuai custom kemauan konsumen,” imbuhnya.
Saat ini, kata Ginanjar, permintaan client untuk bangunan rumah custom adalah type 38 M, “paling terbesar saat ini kita bangun 2 lantai sekitar 160 meter 2 lantai 1 80 lantai 2 80. Nggak semua di Bekasi, saat ini di Jakarta Timur, Jatinegara Indah,” ujarnya.
Terkait skill rekruitmen sendiri Ginanjar mengaku masih mengandalkan kedekatan dan kenalan karena lebih terlihat dan terpercaya kemampuannya. “Alhamdulillah Mandor kita sudah bertahun-tahun di dunia properti. Ada Hubungan, rekruitmen saudara, yang kenal, ada kedekatan,” imbuhnya.
Fokus Bangun Rumah Komersil
Sejauh ini Raja Rumah Bekasi baru berfokus membangun rumah komersil. Untuk proses atau tahapan membeli rumah Ginanjar menjelaskan tidak terlalu rumit. “Prosesnya sendiri biasanya memakan waktu 2 sampai 3 Minggu baru action. Pembayaran bertahap termin by progress,” ucapnya.
Kendala saat Pandemi
Kalaupun ada kendala saat pandemi, kata Ginanjar, pihaknya sejauh ini masih bisa mem-back up. “Bisa kita handle. Gak ada kendala yang terlalu. Perbedaannya, Permintaan selama sebelum pandemi banyak. Selama pandemi kita berjuang promosi. Ekstra promote. Boleh dikatakan ada penurunan. Dan kemarin saya terbantu Bekasimedia yang project Pedurenan. Saat itu banyak developer bodong. Konsumen akhirnya mencari-cari, ada promosi Raja Rumah Bekasi di bekasimedia. Alhamdulillah konsumen percaya dan langsung beli,” tegasnya.
Target
Ginanjar mengaku target tim building banyak. “Yang sudah masuk memang masuk Tiga cluster. Maka dari itu kita persiapan tenaga kerja. Strukturisasi tim sebagus-bagusnya,” ujarnya.
Ginanjar menambahkan sejauh ini proses di lapangan kadang masih terkendala birokrasi. Hal ini berkaitan juga dengan adanya perubahan pembaharuan IMB oleh Pemerintah Daerah.
“Kita developer sulitnya di perizinan. Ada pembaharuan IMB di Pemda. Birokrasinya mahal. Bisa di atas 5 juta. Untuk luas di bawah 100 m,” tuturnya.
Untuk Pemerintah, Ginanjar berharap ada transparansi proses perizinan. Karena selama ini pihaknya menilai Pemda masih tertutup sehingga ada birokrasi di lapangan yang menyebabkan tingginya biaya.
Harga Hunian
Terkait harga, Ginanjar mengaku selama ini menyesuaikan saja dengan harga material bahan bangunan. Namun ia Pastikan harga rumah di Raja Rumah Bekasi masih cenderung terjangkau bahkan miring di kisaran 3.5 sampai 4 juta permeter.
Selling Point Raja Rumah Bekasi
Pertama, kata Ginanjar adalah mengandalkan tenaga kerja internal alias bukan orang luar yang masih belum terlihat kemampuannya.
“Kedua, transparansi material yang diinginkan. Di sini tukang juga harus sevisi misi dengan kita,” kata Ginanjar.
Ketiga, ada rekanan toko material yang bagus dan murah.
Ginanjar berharap hasil Raker hari ini mampu membawa pemahaman kepada para tenaga kerja akan jaminan hari tua. Bagi mereka yang pekerja tetap. Sementara untuk tenaga freelance, pihaknya juga mengaku tetap menyisihkan dana.
“kita ingin infokan kita punya program untuk bapak-bapak di bangunan. Ada dana hari tua bahwasanya ada batas kemampuan semua tenaga kerja. BPJS hanya untuk tenaga baru inti. Untuk tenaga bantuan ada dana juga yang kita sisihkan karena BPJS belum bisa bagi tenaga kerja freelance,” pungkasnya. (Denis)