Menu

Mode Gelap
LSM Trinusa Desak KPK Segera Umumkan Tersangka Korupsi Cakada Bekasi Semua Bisa Umroh Jalin Kolaborasi Untuk Baitullah Dengan Lembaga Amil Zakat Serap Aspirasi Masyarakat Hj. Nur Azizah Tamhid Gelar Diskusi Publik Hubungan Pusat Dan Daerah Camat Purwokerto Timur Targetkan Imunisasi 95 Persen Antisipasi KLB Polio cVDPV2 Solidaritas Seribu Pemuda Kota Bekasi Akan Hadiri Orasi Politik Caleg Afrizal dan Romi Bareno

Ekonomi · 18 Mei 2022 17:27 WIB ·

Legislator PKS: Membaiknya Ekonomi Jangan Diiringi dengan Kenaikan TDL, Gas, KRL dan BBM


 Legislator PKS: Membaiknya Ekonomi Jangan Diiringi dengan Kenaikan TDL, Gas, KRL dan BBM Perbesar

SILUMANEWS.COM – JAKARTA – Ketua DPP PKS Bidang Ekonomi dan Keuangan, Anis Byarwati memberikan catatan atas publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,01 persen pada kuartal I-2022. Pertumbuhan ini, kata Anis, tidak lepas dipengaruhi oleh Low Bassed Effect. BPS telah merilis laporan pertumbuhan ekonomi nasional kuartal I-2022 pada Senin (9/5).

“Kita harus objektif memberikan nilai baik atas pertumbuhan ekonomi ini, karena pada kuartal satu tahun 2021 terjadi kontraksi ekonomi sebesar 0,76 persen. Dan pada kuartal sebelumnya pertumbuhan ekonomi turun 0,96 persen,” ujar Anis.

Namun, Anis menyayangkan minusnya belanja pemerintah pada kuartal ini. “Jika belanja pemerintah pada kuartal ini tidak negatif  (-7,74%),  hasilnya pasti lebih optimal. Dorongan terbesar justru berasal dari tingginya harga komoditas dan konsumsi rumah tangga,” lanjutnya di Jakarta (14/5/2022).

Menurut anggota Komisi XI DPR RI ini, minusnya belanja pemerintah membuktikan bahwa kinerja pemerintah belum membaik. Padahal gerak cepat pemerintah diperlukan saat ekonomi nasional belum sepenuhnya stabil.

“Pemerintah seolah tidak ingin memperbaiki kualitas belanjanya yang seringkali menumpuk di akhir tahun. Akhirnya berdampak tidak positif terhadap pemulihan ekonomi nasional,” kata Anis. Ia menilai tidak optimalnya belanja pemerintah pada kuartal I-2022, justru ‘menghambat’ pertumbuhan dan akselerasi pemulihan ekonomi nasional.

Wakil Ketua Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR RI ini menegaskan bahwa konsumsi rumah tangga memiliki nilai strategis dalam peningkatan ekonomi nasional. “Selama ini, kita selalu ditopang oleh konsumsi rumah tangga. Di kuartal I-2022 ini saja angka kontribusi pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 53,65 persen dari total PDB,” papar Anis.

Menurutnya, momentum membaiknya daya beli masyarakat ini harus dijaga oleh pemerintah. Jangan sampai saat ekonomi mulai pulih seperti sekarang ini, pemerintah malah menaikan administered price seperti tarif listrik, gas, KRL, dan BBM.

Anggota DPR RI dari daerah pemilihan Jakarta Timur ini mengingatkan agar pemerintah harus peka dan berpihak pada kepentingan rakyat, karena perekomian Indonesia justru lebih banyak disumbang oleh rakyat.

“Dengan angka inflasi IHK April 2022 tercatat 3,47 persen (yoy) naik lebih tinggi dibanding inflasi pada bulan sebelumnya yang sebesar 2,64 persen, pemerintah harus mengendalikan inflasi agar kualitas pertumbuhan ekonomi terus terjaga”, pungkasnya.(*)

Artikel ini telah dibaca 0 kali

badge-check

Penulis

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Baca Lainnya

PKS Ingatkan Pemerintahan Prabowo Rendahnya Pendapatan Jadi Tantangan Kinerja APBN 2024

16 November 2024 - 09:22 WIB

Aktivis Anti Korupsi Bekasi yakin Tri Adhianto Akan Diproses, Hanya Tunggu Waktu

11 November 2024 - 11:48 WIB

Pendapatan Pajak Anjlok, Legislator PKS Desak Pemerintah Rem Belanja Tidak Produktif

5 November 2024 - 14:54 WIB

Politisi PKS Sebut Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Pemerintahan Baru Perlu Direview

17 Oktober 2024 - 13:20 WIB

Pertamina Patra Niaga Turunkan Harga Pertamax Series dan Dex Series Per 1 Oktober 2024

1 Oktober 2024 - 11:35 WIB

LSM Trinusa Desak KPK Segera Umumkan Tersangka Korupsi Cakada Bekasi

21 September 2024 - 08:47 WIB

Trending di Hukum & Kriminalitas