Menu

Mode Gelap
LSM Trinusa Desak KPK Segera Umumkan Tersangka Korupsi Cakada Bekasi Semua Bisa Umroh Jalin Kolaborasi Untuk Baitullah Dengan Lembaga Amil Zakat Serap Aspirasi Masyarakat Hj. Nur Azizah Tamhid Gelar Diskusi Publik Hubungan Pusat Dan Daerah Camat Purwokerto Timur Targetkan Imunisasi 95 Persen Antisipasi KLB Polio cVDPV2 Solidaritas Seribu Pemuda Kota Bekasi Akan Hadiri Orasi Politik Caleg Afrizal dan Romi Bareno

Ekonomi · 18 Mei 2022 19:52 WIB ·

Harga Gandum Global Meroket, Legislator PKS Ingatkan soal Ketahanan Pangan dan Kampanyekan Produk Lokal


 Harga Gandum Global Meroket, Legislator PKS Ingatkan soal Ketahanan Pangan dan Kampanyekan Produk Lokal Perbesar

SILUMANEWS.COM – JAKARTA – Pemerintah India resmi mengeluarkan kebijakan pembatasan ekspor gandum akibat adanya fenomena heatwave (gelombang panas) di negara tersebut. Adanya kebijakan tersebut telah mendorong meningkatnya harga gandum dunia yang selama beberapa bulan ini terus menunjukkan trend kenaikan apalagi sejak konflik rusia-ukraina.

Mengutip dari insight kontan konflik rusia-ukrainan dan pembatasan ekspor yang dilakukan oleh India telah mengerek harga gandum global sebesar 6%.

Menanggapi hal tersebut Anggota komisi IV DPR RI dari fraksi PKS, drh. Slamet meminta pemerintah segera mengeluarkan kebijakan untuk mengantisipasi dampak dari melonjaknya harga gandum tersebut. Mengingat meskipun Indonesia selama kurun waktu 5 tahun terakhir sudah tidak lagi mengimpor gandum dari india namun adanya kebijakan dari pemerintah India untuk membatasi ekspor gandum dari negaranya akan membuat harga gandum dunia mengalami kenaikan.

Sehingga, akan sangat mempengaruhi besarnya nilai impor gandum Indonesia yang merupakan nett importir gandum terbesar di dunia.

Indonesia mengimpor gandum dari berbagai negara kurang lebih 10, 2 juta ton dengan nilai 2,6 Miliyar US Dollar pada tahun 2020. Menurut Kementerian Pertanian konsumsi gandum di Indonesia terus meningkat sejalan dengan tumbuhnya konsumsi mie instan, roti, biskuit dan cookies. Bahkan Hampir 95% makanan berbahan baku tepung terigu sebenarnya adalah jenis makanan ‘introduksi’, bukan makanan asli Indonesia.

Politisi senior Fraksi PKS ini juga menyampaikan kekhawatirannya terkait kondisi ketahanan pangan Indonesia yang sudah sangat tergantung dengan bahan pangan berbahan baku gandum yang nota bene merupakan bahan pangan yang belum bisa disubstitusi secara penuh dengan bahan lainnya.

“Sudah saatnya Indonesia kembali dengan makanan asli Indonesia warisan nenek moyang. Oleh karenanya perlu dilakukan kampanye yang masif dan di dukung oleh pemerintah untuk mengembangkan produksinya,” ujarnya di Jakarta Rabu (18/5/2022).

Selain itu, Slamet juga mengkritisi lambatnya inovasi di bidang pangan yang ditujukan untuk mencari alternatif pengganti gandum, misalnya inovasi pada tanaman sorgum yang sudah diklaim dapat mengganti peran gandum pada industri pangan dalam negeri.

Kebijakan pangan dalam negeri di era presiden Jokowi belum menunjukkan komitmen yang kuat terkait ketahanan, kemandirian dan kedaulatan pangan seperti yang sudah termaktub dalam UU pangan.

Terakhir, Slamet mengharapkan semua lembaga negara yang terkait dengan pangan saling bersinergi dalam menghadapi kenaikan harga gandum global agar tidak merugikan kepentingan Indonesia secara umum. (*)

Artikel ini telah dibaca 2 kali

badge-check

Penulis

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Baca Lainnya

Pendapatan Pajak Anjlok, Legislator PKS Desak Pemerintah Rem Belanja Tidak Produktif

5 November 2024 - 14:54 WIB

Politisi PKS Sebut Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Pemerintahan Baru Perlu Direview

17 Oktober 2024 - 13:20 WIB

Pertamina Patra Niaga Turunkan Harga Pertamax Series dan Dex Series Per 1 Oktober 2024

1 Oktober 2024 - 11:35 WIB

LSM Trinusa Desak KPK Segera Umumkan Tersangka Korupsi Cakada Bekasi

21 September 2024 - 08:47 WIB

Tuding JPU Tidak Serius, Barang Bukti Tak Bisa Dihadirkan di Persidangan Kasus TPPU Edc Cash

19 September 2024 - 13:21 WIB

Daya Beli Masyarakat Anjlok! Legislator PKS Ingatkan Sinyal Bahaya

12 Agustus 2024 - 12:03 WIB

Trending di Ekonomi