SILUMANEWS.COM – Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bekasi, Mohamad Nuh menyatakan penunjukan Pj Bupati Kabupaten Bekasi diharapkan bukan sebagai batu loncatan bagi kepentingan elit politik menuju Pilkada 2024, tetapi lebih kepada cita-cita luhur yakni menyelesaikan PR (pekerjaan rumah) program pembangunan yang diinginkan masyarakat.
Menurutnya, jika sesuai dengan agenda yang sudah direncanakan, maka pada tanggal 22 Mei 2022 ini adalah akhir masa jabatan Bupati Bekasi. Selanjutnya akan digantikan oleh Pj Bupati yang terpilih dan kemudian dilakukan penetapan oleh Mendagri.
“Siapapun yang terpilih dan menjadi PJ Bupati Bekasi yang baru akan ditunggu banyak Pekerjaan Rumah (PR) yang harus dilakukan dan dikerjakan selama kurang lebih 2 tahun bekerja sebagai PJ Bupati Bekasi sampai pemilihan bupati lagi pada 2024 nanti,” ujarnya di Bekasi Jum’at (13/5/2022).
Lebih lanjut Mohamad Nuh menambahkan tantangan dan pekerjaan besar menanti bagi siapapun PJ Bupati yang terpilih. Maka, sangat sulit dilakukan PR tersebut jika tidak memahami dan mengerti tentang persoalan Bekasi.
Apalagi, kata Nuh, jika PJ Bupati adalah orang dari luar Bekasi yang sangat tidak paham peta kondisi pembangunan Bekasi yang salah satunya adalah memiliki satu kawasan industri terbesar se-Asia Tenggara.
“Persoalan seputar aset milik Pemkab Bekasi yang harus diselamatkan dan diamankan dari kepemilikan pihak lain, sinergi aparatur negara di pemerintahan Kabupaten Bekasi, masalah pengentasan banjir, serta pengangguran dan optimalisasi tenaga kerja bagi warga Bekasi adakah salah satu dari sekian banyak PR Bupati Bekasi yang baru,” ujar salah seorang tokoh masyarakat Bekasi yang berpengaruh ini.
Hal lain yang juga patut dicermati dari PJ Bupati Bekasi yang baru nanti soal durasi waktu bekerja yang hanya sekitar 2 tahun sebelum diadakan pemilihan Bupati yang baru. Karena 2 tahun dalam membangun satu daerah berkembang seperti kabupaten Bekasi adalah suatu waktu yang singkat dan sangat cepat.
“Persoalan pengelolaan sampah di daerah Burangkeng yang bisa jadi bom waktu yang bisa meledak suatu waktu, begitu juga persoalan air bersih untuk masyarakat Bekasi dibutuhkan sosok pemimpin yang cerdas, tegas dan lugas menyelesaikan banyak pekerjaan pembangunan di Bekasi itu,” pungkasnya. (*