Menu

Mode Gelap
LSM Trinusa Desak KPK Segera Umumkan Tersangka Korupsi Cakada Bekasi Semua Bisa Umroh Jalin Kolaborasi Untuk Baitullah Dengan Lembaga Amil Zakat Serap Aspirasi Masyarakat Hj. Nur Azizah Tamhid Gelar Diskusi Publik Hubungan Pusat Dan Daerah Camat Purwokerto Timur Targetkan Imunisasi 95 Persen Antisipasi KLB Polio cVDPV2 Solidaritas Seribu Pemuda Kota Bekasi Akan Hadiri Orasi Politik Caleg Afrizal dan Romi Bareno

Bisnis · 24 Nov 2021 18:39 WIB ·

Legislator PKS Soroti Meroketnya Harga Minyak Goreng dan Derita Pekerjanya


 Legislator PKS Soroti Meroketnya Harga Minyak Goreng dan Derita Pekerjanya Perbesar

JAKARTA – Anggota Komisi IV DPR RI asal Fraksi PKS drh. Slamet tak henti-hentinya mendapatkan keluhan masyarakat terkait tingginya harga minyak goreng curah maupun kemasan di pasaran. Kondisi ini ditambah lagi dengan kondisi ekonomi masyarakat yang belum pulih akibat hantaman badai pandemi Covid-19 yang belum reda.

“Tidak hanya persoalan meroketnya harga minyak goreng di tanah air, sebelumnya juga marak pemberitaan soal pelanggaran HAM dan UU ketenagakerjaan atas pekerja perkebunan kelapa sawit terkait masalah upah yang rendah, jam kerja yang tinggi, hak-hak pekerja wanita, bahkan mempekerjakan anak dibawah umur. Semuanya dipastikan demi mengejar ongkos produksi yang murah,” ujar drh Slamet yang juga sebagai Ketua Umum PPNSI di Senayan, Jakarta, Senin (24/11/2021).

Disisi lain, kita mendengar pula hal bermunculannya orang-orang kaya dari bisnis kelapa sawit ini. “Kenapa bisa terjadi kesenjangan yang sangat jauh? yang satu menjadi sangat kaya, yang lain menderita, bahkan seluruh rakyat menderita karena harga minyak goreng yang melejit tinggi. Negeri kita berlimpah kelapa sawit tapi kenapa rakyat tidak bisa menikmati dengan harga rendah?,” tukasnya.

Dimana hadirnya negara? mengapa tidak mengetahui keadaan ini, mengapa membiarkan keadaan ini tanpa melakukan tindakan yang diperlukan untuk melindungi warga negara. Bukankah negara ini ada karena adanya warga ? bahkan pelanggaran HAM dan UU ketenagakerjaan di perkebunan kelapa sawit pun dibiarkan begitu saja.

Sebagaimana kita ketahui perkebunan kelapa sawit marak hadir pasca kebakaran hutan besar-besaran. Hutan eks kebakaran hutan berubah menjadi perkebunan kelapa sawit. Tapi lucunya pemerintah mencari kambing hitam oknum pembakar hutan. “Jika merasa tidak terlibat semestinya pemerintah melakukan penghutanan kembali untuk mengembalikan habitat aslinya bukan merubahnya menjadi perkebunan kelapa sawit,” tegas Slamet.

Jika perkebunan kelapa sawit memang menjadi proyek nasional untuk peningkatan ekonomi seharusnya bisa dicari cara yang baik tidak dengan membakar hutan yang memusnahkan habitat satwa dan botani kekayaan bangsa yang menjaga ekosistem dunia.

Industri kelapa sawit yang meningkatkan ekspor Indonesia mempengaruhi konsumsi dalam negeri. Keuntungan dari ekspor lebih menjadi pilihan pengusaha ketimbang harga dalam negeri. Akibatnya harga minyak goreng yang berasal dari sawit didalam negeri merangkak mengikuti harga minyak sawit dunia.

“terlebih saat ini harga minyak sawit dunia sedang naik, para penguasa lebih memilih mengekspor produknya dari pada menjual didalam negeri yang harganya lebih rendah”.

Jika kondisi pasar seperti ini dibiarkan lalu siapa yang melindungi rakyat? dimana negara? dimana pemerintah? Semakin jelas keberpihakan pemerintah dalam mengelola negara lebih memilih rakyat hidup susah daripada konglomerat berkurang kekayaannya. (*)

Artikel ini telah dibaca 1 kali

badge-check

Penulis

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Baca Lainnya

PKS Ingatkan Pemerintahan Prabowo Rendahnya Pendapatan Jadi Tantangan Kinerja APBN 2024

16 November 2024 - 09:22 WIB

Pendapatan Pajak Anjlok, Legislator PKS Desak Pemerintah Rem Belanja Tidak Produktif

5 November 2024 - 14:54 WIB

Semarak Panen Hadiah Simpedes BRI Kantor Cabang Bekasi

19 Oktober 2024 - 21:54 WIB

Politisi PKS Sebut Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Pemerintahan Baru Perlu Direview

17 Oktober 2024 - 13:20 WIB

Undian Panen Hadiah Simpedes Periode 1 Tahun 2024 Branch Office BRI Tambun

14 Oktober 2024 - 08:49 WIB

Pertamina Patra Niaga Turunkan Harga Pertamax Series dan Dex Series Per 1 Oktober 2024

1 Oktober 2024 - 11:35 WIB

Trending di Ekonomi